Minggu, 25 Agustus 2013

Bali with Omega 6 Day 3

Ahhh, it's supposed to be the third day. Very late post. Terlalu banyak gangguan yang gue alami hingga sulit sekali merangkak ke post selanjutnya.

Diawali dengan sarapan dan gue lupa sarapannya apa, tapi seinget gue sarapan mulai membaik menunya. Wakakaka. Hari ini BITCHES, uh I mean, BEACHES DAY OUT. Wolololololololol. Yap, tujuan hari ini dipenuhi dengan pantai. Seperti biasa, si Bli menjemput kami dengan girang gembiranya walau nunggu kami sarapan sebentar.

Pejalanan dimulai. Tujuan pertama adalah Tanjung Benoa. Em, seinget gue dulu di Tanjung Benoa itu ada pantai dengan banyak rekreasi seperti banana boat, paraseling, dsb, trus bisa nyebrang ke Pulau Penyu. Tapi, si Bli nanya, resort gue apa. Huh? Resort?? Gue nggak ngerti. Trus mungkin karena kami berdua saling nggak ngerti apa yang kita bicarakan, maka gue putuskan untuk ke tempat selanjutnya. Si Bli menawarkan ke pantai Nusa Dua, dan kebetulan gue juga belum pernah. OK kita ke situ deh.

Pantai Nusa Dua itu sepi. Dan itu artinya bersih!! Yay!! Semacam pengen tanning *lepas baju*







Dan ada goal disetiap pantai tujuan. Yakni...



Pose Binal

Gue ada temen, si Piki juga pose beruk Afrika.



Abis puas main di sana, kami melanjutkan perjalanan keeeeeeeee DREAMLAND! Yihu, gue pernah ke pantai ini dan sayangnya tahun lalu gue ke Bali ga sempat ke sini, akhirnya sekarang pergi lagi.

But, Oh MAAAN. Dreamland lagi diperbaiki. Jadi kita harus jalan ke lokasi seauh 2 km. Mending datar, pergi menurun, pulang menanjak. Sangat tidak cocok untuk kami "uzurers" yang kaki bermutasi dan perut rata (-rata lemak). Tapi meeeen, terbayar lah. Pantainya masih bagus!! Walau agak rame sih. Pengen lepas baju dan berenangggg!!!! Dan hanyut. Wakakakakka. Siapa yang mau ngajar surfing??







FAKING EMEIZINGGG!!

Kami pun ke tempat "rahasia". Lebih sepi dan adem.



Senandung Dreamland
Kami: Queen, Victoria, Ruth
Kami tidak membawa baju ganti
Kami pikir kami tidak akan main di pantai
Ombak Dreamland sudah mendesah memanggil kami
Kami sempat mengalami kegalauan
Akankah membeli baju-bali-mudah-sobek-di-bagian-ketek untuk berenang
Tapi apa daya tempat jualannya jauh
Dompet menipis
Jadi kami hanya bermain ombak
Membiarkan air garam meresap ke kolor kami





Siapa nggak tergoda, huh????




Dan nggak lupa



Selanjutnya kami melangkah ke pantai Padang-Padang yang katanya si Julia Roberts main film Eat, Pray and Love di situ. Emmmm, but........




Stairs, stairs EVERYWHERE

Sampai di sana juga, sebenarnya bagus pantainya. Cuma rameeeeeeeeeeee.. Banyak bule yang mau menggosongkan badan juga. Ergh banyak sampah. Kami sampai di sana malah duduk dan bengong akibat efek menuruni tangga yang binal.

Ditambah lagi... hmmm *menenangkan diri sebentar*. Ada bapak-bapak yang ajak anaknya main ke laut. Trus dia tarik popok anaknya dan ploppp, dilempar ke tepi pantai. What a great habit, Man!!!





Eww, kita juga males foto di sono. Akhirnya kita balik daaaaaaaaaaaannnn, naik tangga lagiii. Wakakakakakka. Kita istirahat tiap naik tangga beberpaa langkah. Benar-benar udah UZUR!!! Btw soal goal pose di tiap pantai, LUPAKAN!!

Perut udah pada keroncongan banget. Di deket pantai Padang-Padang ada abang-abang jual soto. Tapi, karna takut nggak enak (man, this is Bali, not Java), kami pun memutuskan untuk makan dekat tempat wisata kami selanjutnya.

Tempat wisata selanjutnya adalah.. Uluwatu. Si Setep katanya pernah ke sini dan melihat samudra Pasifik langsung dari sana. Wuoh, kita semua penasaran yang belum pergi ke sana. Yap, langsung saja kita ke TKP. Dan apa yang pertama kali membuat kami bahagia?? Toilet dengan tulisan GRATIS!!! Widih, jarang-jarang di Bali ada gratisan. Sayangnya gue ga menikmati WC gratisan itu karena gue nggak beser or pengen boker. Btw, paginya gue udah boker dong setelah di Bali dari awal nggak pengen berak *penting*.

Di sana ada warung makan gitu, cuma dua sih yang buka. Kita sempat bingung gitu mau makan apa karena harga yang paling murah Rp 15.000 dengan menu standar. Ambil contoh soto tanpa nasi. Rp 15.000 di Tangerang tuh udah dapet soto+nasi+es teh manis. Yah, apa boleh buat. Karna udah keroncongan, ya udah babat aja deh. Mana udah hari terakhir, dompet menipis dengan binalnya. Belum mikir oleh-oleh dsb yang tentunya harganya juga nggak murah.

Habis makan, kita pun dapet kendala. Brigita nggak mau masuk ke Uluwatu karena dia takut monyet. Katanya dia pernah study tour di mana gitu (dia anak Biologi), dia digigit monyet. Kita sempat maksa-maksa dia gitu, habisnya kan kita bukan mau mainan monyet, kita mau liat samudra Pasipik. Si Setep lagi ikut-ikutan: "Kalo Brig nggak masuk, gue juga nggak deh. Gue udah pernah. Gue temenin dia aja". Gezz, bukan gitu, gue gemes kan Brigita baru pertama kali ke Bali, jadi jangan melewati tempat wisata lah. Karena godaan kita begitu besar, Brigita akhirnya mau. Dia menyusun posisi jalan dengan gue di depan dia, Ruth sama Viki di kanan kiri dia dan Mag sama Step di belakang. Lol. Ya udah kita iyain.

And, saatnya membeli tiket. Di pos tiketnya hanya ada secarik kertas dengan tulisan "Mancanegara Rp 20.000". Well, kami tentu saja bukan mancanegara. Kami saling lihat-lihatan dan wondering apakah harga untuk kami yang domestik nggak segitu. Harap-harap cemas bayar dan masih dikasi kembalian dari Rp 20.000 yang kami bayarkan, si penjaga malah pura-pura nggak nanya. Dan herannya KITA JUGA NGGAK ADA YANG NANYA!! WAKAKAKKA, pinter. Kami hanya pasrah dan masuk ke dalam Uluwatu. Kami diberi kain untuk dililit ke pinggang seperti biasa.

Si Brig udah pengen berak kali liatin monyet yang terlihat nyantai. Nggak kenapa-napa tuh, ya udah kami langsung menuju tempat melihat samudra Pasifik yang diceritakan Setep. Wiiiii, luas dan indah. Kayak nggak ada batasnya.



Pas kami lagi asik poto-poto di sini, Piki menghilang. Ya sudah kami lanjut naik ke atas. Seperti biasa, kami ilfil liat tangga. Tapi bagaimana ya, rasa penasaran membawa kami terus melangkah. Asik.






Akhirnya kita pun keluar dari sana. Lumayan binal sih jalan dan tangga-tangganya, tapi kami menikmati pemandangan. Kita pun menuju Kuta untuk menikmati sunset dan mengambil baju ganti dulu di hotel karena jalan ke Kuta kebetulan sekaligus lewat hotel. Kami ingin melampiaskan rasa kesal nggak bisa main di Dreamland di Kuta sana. 

Pas perjalanan pulang, Ruth ambil peta dari jok mobil di depan dia. Dia bergumam "Samudra Hindia tau ini". Gila tuh anak, inget aja liat peta. Tapi bener sih, paling selatan Bali itu Samudra Hindia, bukan Samudra Pasifik. Lol. Setep sok tahu. Lol.

Habis ambil baju, kita langsung ke Kuta. Belaga mau sewa tenda payung, kami sok-sok nanya. Lupa harganya yang penting mahal, jadi kami putuskan pinjem kain bali Brigita buat alas. Wakakakakka. Kami pun dengan binal main ke laut.




Gue sama Piki nyewa papan seluncur ini. Wikikikiki. 



Habis main di laut, membakar kalori, kami menambah kembali kalori yang terbuang. Ditraktir Setep.



Nggak tahu kenapa, Viki minta dikubur. Mungkin goal pose dia juga kayak gue. Cuma gue nggak melakukan pose gue di sini. Rame. Lol



Akhirnya sunset tiba. Kami poto-poto dan juga siap-siap pulang dan ganti baju.





Sebelum pulang, kami mampir ke toko oleh-oleh. Kami belanja lagi dengan binalnya. Btw, karena kami laper, ada tukang bakpao kami samperi. Pas nanya harga berapa, cuma DUA REBO!! a.k.a Rp 2.000. Wiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii, mata Piki dan gue berbinar-binar. Murah gila!! Di Bali! Rp 2.000!! Kami pun membeli bakpau itu dengan binal, mumpung murah. Piki bilang ini jadi makan malam dia yang terindah. Bakpaunya juga lembut banget, enak kok. Udah murah, enak pula.

Abis itu kami pulang dan langsung membayar dan berterima kasih sama bli yang sudah anter kami selama dua hari. Habis itu, kami ke kamar masing-masing. Malemnya makan martabak keju seharga Rp 17.000.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...