Senin, 04 Maret 2013

Welcoming Students from Osaka University 1

Yuhuuu, menjadi anak sastra Jepang nggak selalu membosankan kok.


Well, gue bakal berpendapat kenapa anak sastra ada bosennya?

Pertama, kami haus akan lelaki
Mengapa? Karena sastra sangat gersang sama lelaki, layaknya IT yang gersang sama perempuan. Gue sih nggak bilang di kelas sastra gue nggak ada cowok, adaaaa kok, cuma nggak nafsuin, dan mereka sangat sedikit jumlahnya. Bagaikan setetes air di tengah lautan. Wkwkwkwkwk, rata-rata otaku dan anti-sosial kronis. Apa itu otaku? Silahkan search di Google karena gue cape ngetik.
Trus, kalau temanan sama cewek-cewek sih seru, misalnya diajak shopping, curhat dan kegiatan-kegiatan ciwik-ciwik lainnya lah. Tapi, kalau nggak ada teman cowok rasanya siiiiiiiiiiing banget. Nggak ada teman ngakak sampe mampus, nggak ada teman buat ngejayus, dsb. Tidak seasyik SMA tentunya.

Kedua, pelajaran sejarah Jepang yang membuat ngantuk
Sebenarnya menarik, cuma terlalu banyak hafalan. Bahkan sejarah Indonesia aja ga hafal-hafal. Hwahwahwahwa. So retarded.


Nah, yang asyiknya apa?

Gue bersyukur kampus gue bisa membangun koneksi dengan kampus yang ada di Jepang tepatnya di Osaka Daigaku alias Osaka University. Pada tanggal 7 Maret nanti, mahasiswa/i Osaka University akan datang ke Indonesia *yieeeyyy*. Mereka akan mengadakan sejenis homestay di Inonesia dan mahasiswa/i kampus gue diberi kesempatan untuk rumahnya dinginepin mereka. Kapan lagi ada Jepang tidur di rumah kita? Nyahahahahaha.. Gue mengambil peluang itu dong, hitung-hitung memperluas relasi dan melatih bahasa Jepang gue.

Gue mendapat pasangan homestay bernama Ikumi Kubota (育美久保田). Dia sudah meng-email gue.



Ihiy, dari cara dia meng-email gue, seolah-olah gue masih awal banget belajar Jepang alias cuma tau hiragana doang. Hahaha. Gue nggak terhina sih, justru gue bisa menilainya sebagai kehati-hatian orang Jepang berbicara dengan orang asing agar orang asing mengerti apa yang mereka bicarakan. Hal yang patut diapresiasi.
Pembicaraan kami berlanjut di FB, dia orangnya baik. Walau gue ngejawab pake Kanji, dia tetap menggunakan kalimat-kalimat gampang dimengerti, bukan menggunakan kalimat gaul.


Sayangnya homestay cuma 1 hari aja. Soalnya waktu itu pernah mau 1 minggu, tapi banyak mahasiswa/i jurusan gue nggak bisa menerima mereka, mungkin dengan alasan masing-masing. Jadi, cuma satu hari. Padahal gue udah mempersiapkan ide-ide untuk mengajak Ikumi san ini:
  1. Makan nasi padang
  2. Makan di warteg
  3. Ke Mangga Dua
  4. Ke Monas
  5. Naik kopaja dan metromini
  6. Dan hal-hal lain yang nggak ada di Jepang
Jadi, mimpi gue semua itu hancur gara-gara homestay cuma satu hari T_T

OK, kita tunggu saja gimana akhirnya. Kamis, 7 Maret 2013 ini jam 18.30 di Terminal 2 (MH725), kami akan menyambut mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...