Omega 6 yang seperti gue sudah ceritakan di postingan
ini, adalah para 6 ciwik-ciwik binal yang bertemu secara tidak sengaja di SMA, retret bersama dan menempati kamar bersama dan kamarnya kodenya adalah Omega 6. Kita comotlah nama kamar itu yang kebetulan sama dengan jumlah kami berenam.
Cihuynya, kami masih sering kontekan sampai sekarang, dan emmm, kami lima tahunan *sebenarnya lupa kapan friend anniversary kami*, tapi diitung-itung pake jari sih.. nyampe lah 5 taon. SMA kelas 1, SMA kelas 2, SMA kelas 3, kuliah semester satu dua dan kuliah semester tiga empat; totalnya 5 taon deh pokoknya. Kami merencanakan sebuah perjalanan yang tak disangka-sangka jadi. Ke Bali, dan berenam lengkap!! Awalnya hampir nggak jadi, gara-gara tiket pesawat mahalnya seanying-anying. Tapi takdir berkata lain, tiket mendadak promo dan kami pun dengan binal terbang. Gue sebagai pengurus semua-muanya, mulai dari transport, hotel, tempat wisata dan jumlah pakaian dalam mereka *nggak, ini urusan mereka masing-masing*. Setiap berapa jangka waktu, gue menagih uang yang akan dibayarkan *lagi mikirin usaha travel*. Terdengar selalu erangan, desahan dan keluhan tiap gue menagih. Ya, gimana ya. Demi kelangsungan dan kepentingan bersama, dan juga kelancaran di Bali biar mereka nggak terpaksa menjadi gelandangan dan akhirnya dideportasi ke Tangerang. Dan, pada akhirnya, kami pergi. Yay, tanggal 15 Juli 2013-18 Juli 2013 mungkin menjadi waktu singkat libur kami, tapi menjadi waktu yang sangat panjang yang ada di hati gue :3 *suit suit*
Day 1 dimulai ketika jam lima yang harusnya janjian udah sampe di bandara, dengan nistanya gue telat dan sampe jam setengah tujuh malem dengan binalnya. Teman-teman udah pada ngumpul dari jam setengah lima ada juga yang jam 5. Gue hanya bisa nyengir. Alasan telat, apa lagi?? Karna supir gue kejebak macet, jadi nyampe rumah gue lama banget. Padahal gue udah siap-siap dari jam empat sore loh, saking semangatnya. Pas nyampe bandara, mereka-mereka udah pada nungguin dengan tampang tukang daging, siap menyembelih gue. Tapi gue alihkan napsu dosa mereka dengan menarik mereka ke tempat penyerahan bagasi. OXOXOXOXOXO. Bagasi gue 10kg. Dan yang paling berat.
Then, karna kita pada udah web check in, jadi uda dapet prinan boarding pass. Kita tinggal nunggu deh di Gate 5. Rencana keberangkatan sekitar setengah delapan malem. Kita pun berangkat dengan cihuy nya. Cuaca katanya kurang mendukung. Agak serem juga sih pesawatnya getar-getar, dan menggetarkan juga lemak kita. Akhirnya kita bergetar bersama malam itu. Karna gue duduk dekat jendela, gue bisa liat pemandangan Jakarta dari atas bagus banget, lampu-lampunya bergemerlapan. Gue minta Ruth yang duduk di ujung dekat kabin untuk ambil SLR gue. Dia mengambilkannya dan ini yang terjadi.